Senin, 04 Februari 2019

Banyak Sekali Penambang Minyak Ilegal Yang di Incar Polisi

Pemerintah kelabakan menertibkan pengeboran minyak ‎ilegal (ilegal driling) serta pencurian dengan melubangi pipa (ilegal tapping) . Perihal itu tercermin tetap meriahnya perbuatan itu.
Direktur Jenderal Minyak serta Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Kekuatan Sumber Daya Mineral (ESDM) , Djoko Siswanto mengemukakan, pengeboran ilegal sumur minyak adalah perbuatan pidana dikarenakan mengerjakan aktivitas tiada punyai izin serta dari segi keamanan membahayakan. Masalah ini lantaran aktivitas pemboran tak pertimbangkan factor keamanan serta lingkungan.
‎ " Ilegal driling adalah masalah bagian migas jadi tantan‎gan pemerintah. Menurut ketetapan serta perundangan tak punyai izin jadi perbuatan pidana, " kata Djoko, kala rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/2/2019) .
Djoko memaparkan, perlakuan pengeboran minyak ‎ilegal lantas udah dilaksanakan. Pada 2017, sejumlah 126 pengeboran minyak ilegal ditutup di Sumater Selatan, dan di Kabupaten Blora serta Bojonegoro udah disasarkan ke pengusahaan sumur tua lewat Tubuh Upaya Punya Daerah (BUMD) ‎, bekerja sama-sama dengan PT Pertamina EP sesuai sama Ketetapan Menteri ESDM Nomer 1 Tahun 2008.
Djoko menyambung, sejumlah 110 sumur ilegal di WK Techwin Benakat South Betung Ltd udah sukses ditutup. Tetapi, dari sejumlah sumur ilegal yg udah sukses diselesaikan, terdapat banyak sumur-sumur ilegal yg beroperasi serta meriah di lapangan.
Bahkan juga ada isyarat seperti di Jambi, sejumlah sumur-sumur yg udah ditutup di WK PT Pertamina EP Asset 1, dibuka kembali oleh pelaku penambang, hingga sumur ilegal diramalkan semakin bertambah berubah menjadi 82 titik, dari yg awalnya sejumlah 49 sumur ilegal serta udah sukses ditutup.
‎ " Terputus sumber illegal drilling yg udah ditutup terdapat banyak yg beroperasi serta meriah di lapangan, " kata Djoko.
Awal kalinya, saat musim hujan, Kementerian Kekuatan serta Sumber Daya Mineral (ESDM) mencari pemecahan buat menjauhi penurunan produksi siap jual (lifting) minyak dari Blok Cepu gara-gara problem cuaca.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengemukakan, proses ‎lifting Blok Cepu yg dioperatori Exxon Mobil Limmited miliki potensi terganggu, gara-gara intensitas hujan tinggi. Masalah ini yg miliki potensi turunkan produksi minyak dari blok itu.
" Bila cuaca begini ada isyarat (penurunan produksi) . Saat ini sich tetap (normal) , " kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 2 Januari 2019.
Baca juga : harga asbes
harga genteng metal
Menurut Arcandra, situasi itu mesti diperkirakan sebelum intensitas hujan makin tinggi. Ini lantaran semuanya minyak dari Blok Cepu dengan rata-rata produksi diatas 200 ribu barel perhari, direncanakan memasok kilang PT Pertamina (Persero) . ‎
Mengenai sekarang Pertmina tengah mengerjakan negosiasi, agar dapat beli minyak sisi Exxon dari Blok Cepu lebih kurang 30 ribu barel perhari. ‎ " ‎Liftingnya Exxon yg di Blok Cepu, crude ke Pertamina. Bila cuaca tidak baik kan liftingnya terganggu, " ujar ia.
‎Arcandra lantas menyatukan sejumlah pihak, antara lain Kepala Grup Kerja Privat Pelaksana Aktivitas Hulu Minyak serta Gas bumi (SKK Migas) , buat mencari pemecahan biar lifting minyak dari Blok Cepu tak turun kala musim hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar